RSS

Take A Nap

Aku terbangun setelah mimpi panjang. Menyadarkan aku betapa kuatnya aku yang sekarang. Sudah puluhan lelap aku lalui untuk menjadi seorang "aku" yang sekarang. Beribu ribu syukur ku panjatkan kepada-Nya untuk memberikan hari-hari penuh arti dan didekapnya semua ujian terasa lebih mudah. Diberikannya aku sesosok malaikat yang tidak pernah sekejappun menghilang dari benakku, Ibu. Rasanya baru kemarin aku merasa sesal yang tidak terkira karena KUKIRA melewatkan banyak sekali kesempatan emas, kesedihan yang mendalam terhadap hal-hal yang tak terduga, dan berbagai rasa lain yang mendekap seakan semua asa yang dipupuk akan menguap sirna. Tapi hari ini, saat ini aku menyadari sesuatu, kesempatan ini tidak diberikan kepada semua orang. Pelajaran yang aku peroleh saat ini merupakan sebuah pencapaian dari hal-hal pahit yang tidak akan bisa dibayangkan orang lain bagaimana rasanya, atau bagaimana melewatinya. 

Tapi saat ini, yang aku tau, mataku dalam keadaan terbuka menatap ke atas sana. Dengan ketidakpastian indra peraba yang semakin hari mengebal. Tidak lagi dapat kupastikan besok akan sama dengan hari ini. Karena semakin kupahami bahwa hari ini yang sedang kujalani adalah hari yang istimewa. Tak pernah sedikitpun, dapat kupastikan, aku menyesali ujian yang diberikan. Dan memang aku menjadi lebih baik dengan segala perhatian yang diberikan oleh -Nya. Walaupun tak dapat kuhindari pada awalnya semua terasa begitu berat. 

Tapi disinilah aku, sekarang, pada saat ini, di tingkatan pada titik terhebat selama hidupku.

Dan kupercayakan semuanya pada sang pemegang kehidupan. Yang telah meniupkan dan menitipkan apa yang selama ini kupercaya adalah kepemilikan dari diriku. Akan banyak cerita-cerita yang akan kudapat setelah ini. Akan lebih membara energi mimpi yang saat ini sedang terduduk, untuk ingin segera diberi ruang. Dan tak akan terperdaya aku dengan hal-hal itu karena sudah kau tepuk aku sebelum melangkahku lebih jauh. 

Dalam ruang dan waktu ini mendapatiku di satu waktu yang membuat kupercaya bahwa segalanya sudah terencana. Tak ada hal yang seharusnya benar-benar dimuliakan daripadaMU. Dan hanya kebaikan dan memberi manfaat kepada orang lainlah yang membuatnya lebih berarti,

Terimakasih terhadap nikmat yang tidak terhingga hingga saat ini 

Terimakasih untuk selalu singgah dalam tiap hempaan nafas