Dewasa
ini semakin banyak penelitian-penelitian menyangkut ilmu sosial. Banyak muncul peneliti-peneliti baru yang mencoba
membuat penelitian. Peneliti-peneliti baru harus terlebih dahulu memperhatikan
dari perspektive mana mereka membuat penelitian. Dengan perspektif yang ditulis
tersebut akan sangat menentukan paradigma yang akan kita pilih. Dalam sebuah penelitian, peneliti harus
mengerti terlebih dahulu mengenai paradigma. Paradigma menurut buku Guba (1990,
hal.17) mempunyai definisi sebagai serangkaian keyakinan dasar yang membimbing
tindakan. Paradigma pada dasarnya merupakan sudut pandang peneliti dalam
melihat penelitiannya.
Paradigma
dibedakan menjadi tiga :
1. Paradigma
klasik :paradigma yang
menempatkan ilmu pengetahuan menyelidiki sebab akibat fenomena. Sebagai metode
yang terorganisir untuk mengkombinasikan logika deduktif dengan pengamatan
empiris, guna secara probabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang
hukum sebab akibat yang bisa dipergunakan untuk memprediksi pola-pola umum
gejala sosial tertentu.
2. Paradigma
konstruktivisme :paradigma yang
memandang ilmu pengetahuan sebagai analisis sistematis yang disertai dengan
pengamatan langsung langsung dan rinci terhadap pelaku sosial dalam setting
keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para
pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia
sosial mereka.
3. Paradigma
kritis :paradigma
yang mencoba menghasilkan berbagai transformasi dalam tatanan sosial, dengan
menghasilkan ilmu pengetahuan yang berciri historis dan struktural, yang
dinilai menurut tingkat keterposisian sejarahnya dan kemampuannya untuk
menghasilkan praksis, atau tindakan.
Dalam
masing-masing paradigma terdapat 4 perbedaan yang khas :
1. Ontologis
: mengenai asumsi mengenai objek atau realitas sosial yang diteliti.
2. Epistemologis
: mengenai asumsi mengenai hubungan antara peneliti dan yang diteliti dalam
proses untuk memperoleh pengetahuan mengenai objek yang diteliti.
3. Metodologis
: mengenai asumsi tentang bagaimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu
objek pengetahuan
4. Aksiologis
: meliputi posisi “value judgments”, etika dan plilihan moral peneliti dalam suatu
penelitian
Lebih
mendalam tentang klasik secara epistemologi , ontologis, metodologis, dan
aksiologis.
item
|
Positivisme
|
Post-positivisme
|
Teori kritis dkk
|
Kontruktivisme
|
ontologi
|
Realisme naif-
Realitas “nyata”
Namun bisa dipahami
|
Realisme kritis-
Realitas “nyata”
Namun hanya bisa dipahami secara tidak
sempurna dan secara probabilistik
|
Realisme historis –realitas maya yang
dibentuk oleh nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, etnik, dan gender;
mengkrsital seiring perjalanan waktu
|
Relativisme –
Realitas yang dikonstruksikan secara
lokal dan spesifik
|
epistemologi
|
Dualis/objektivis;
Temuan yang benar
|
Dualis/ objektivis yang dimodifikasi;
tradisi/ komunitas kritis; temuan-temuan yang mungkin benar
|
Transaksional/ subjektivis;
temuan-temuan yang diperantarai oleh nilai
|
Transaksional/ subjektivis;
Temuan-temuan yang diciptakan
|
metodologi
|
Eksperimental/ manipulatif; verifikasi
hipotesis; terutama metode-metode kuantitatif
|
Eksperimental/ manipulatif yang
dimodifikasi;
Keragaman kritis;
Falsifikasi hipotesis;
Bisa jadi meliputi metode-metode
kualitatif
|
Dialogis/dialektis
|
Hermeneutis/dialektis
|
aksiologis
|
observer
|
observer
|
aktivis
|
fasilitator
|
Implikasi Paradigma dan Variasi
Metodologi dalam Ilmu-Ilmu Sosial
Pengertian
metodologi pada dasarnya menyangkut filsafat keilmuan, asumsi-asumsi, etika dan
norma yang menjadi aturan-aturan standar yang dipergunakan untuk menafsirkan
serta menyimpulkan data penelitian, berbeda dengan metode yang biasanya
merupakan metode atau cara yang digunakan.
Metodologi
sangat erat kaitannya dengan paradigma, karena paradigma tertentu melahirkan
metodologi tertentu karena menyangkut nilai-nilai atau asumsi-asumsi tertentu
tentang fenomena atau objek yang dikaji.
Di
dalam materi ini kita ingin lebih membahas mengenai penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada hasil yang absolute dan biasanya merupakan hal yang dapat dihitung, pengumpulan data dilakukan dengan survei,
sensus, dan sebagainya, data
numerik, analisisnya menggunakan statistik dan dilakukan sesudah data diperoleh, dan instrumen yang digunakan
adalah alat teknologis sistem.
Lingkup
Penelitian Kuantitatif
·
Metode
Eksperimental
Metode ini melibatkan dua kelompok,
sampel yang terlibat harus diambil secara random, dan terdapat pre-test, test,
serta terakhir pengukuran hasil berupa komparasi hasil penelitan, antara
experimental dan control group.
·
Metode
Analisis Isi
Metode ini sebagai metode yang meliputi
semua analisis mengenai isi teks.
·
Metode
Analisis Jaringan
Metode untuk mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam suatu sistem.
·
Metode
Survei
Suatu metode dengan melakukan survei
kepada objek yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guba,E.G.1990.
The Paradigm Dialog. Newbury Park,
CA:Sage. Hal 17-30
2. Singarimbun, Masri &
Effendi, Sofian. 1981. Metode Penelitian Survei. Edisi Kedua. Pusat
Penelitian dan Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Denzin,
Norman K. 2011. The Sage Handbook of
Qualitatif Research (terjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar