ditengah-tengah keduanya
sering diartikan menjadi sesuatu yang tidak pasti
karena tidak memilih yang jelas terang atau jelas gelap
dia hanya menjadi ... Abu-abu
kadang aku berfikir apa salahnya si abu, tidak memilih antara yang hitam dan yang putih
dia hanya menjadi "dia" , si tengah-tengah
bukankah berada di tengah-tengah itu juga sebuah pilihan ?
tetapi pemikiran orang selalu mengacu untuk cenderung pada satu hal
tidak untuk kedua hal atau mungkin ketiga hal
satu hal, diprioritaskan
Abu -abu ....
sering dilambangkan sebagai kesedihan pula
karena awan cerah yang seolah putih bercampur dengan gelapnya langit mendung
akan menjadi dia
seolah menutupi cerahnya dunia
tetapi bisa saja ia hanya melindungi si pencibir itu dari teriknya surya
bukankah begitu ?
kemudian coba ditampungnya uap-uap air itu, yang tadinya bukan berwujud awan
tapi mereka tidak tahu
yang mereka tahu, ketika warna abu-abu itu mulai tak dapat membendung, ia akan menjadi lebih gelap dan berair
yang sering dinamai "hujan"
kemudian mereka mencibir lagi
apakah keberadaan si abu hanya menjadi kesedihan baginya , mu , dan mereka..... ??
kemudian dapat menjadi senyuman hanya bagi mereka yang mendalami lebih
adilkah ??
Kumala Maharani, day 2 #31harimenulis
0 komentar:
Posting Komentar